Minggu, 15 November 2015

Album #3 - Rifa'i Kurdi alias Putu Panji

Ekonomi Desa Bungo

Pertanian di desa Bungo dimulai sejak akhir abad ke-16. Kebanyakan adalah pertanian padi namun ada pula pertanian palawija.
Beberapa orang memanfaatkan sungai-sungai dan kolam-kolam memberi penghidupanan yang lumayan untuk penduduk desa Bungo berupa perikanan darat.

Nelayan dengan menggunakan perahu motor menyusuri kali Wulan menuju pantai laut Jawa untuk mencari ikan dan kerang-kerangan.
Nelayan adalah profesi terbesar kedua setelah petani.

Posisi desa Bungo yang terletak di tengah kecamatan wedung menjadikan desa ini berkembang menjadi pusat perdagangan yang lumayan ramai.

Desa Bungo adalah unik karena di sini terdapat beberapa industri kreatif, antara lain: petasan, mobil-mobilan, boneka dan tas.

Pasar desa Bungo dibangun dari PNPM


TPI desa Bungo




























Tempat pelelangan ikan ini berdiri sejak tahun 1978 untuk mendorong pemasaran hasil tangkapan nelayan.

Nelayan mendaratkan hasil tangkapan mereka di TPI Bungo.










Nelayan adalah profesi terbesar kedua setelah petani.
Laut telah memberikan penghidupan yang cukup lumayan kepada penduduk Desa Bungo.







Pengolahan hasil tangkapan nelayan.
Desa Bungo sangat terkenal sebagai pusat perdagangan kerang, kijing dan jagoan.
Setiap hari puluhan pedagang ikan dari Kabupaten Demak, Jepara, Grobogan merambah perdagangan yang menguntungkan dari sini.


Lahan sawah di sisi timur desa Bungo.










Lahan pertanian desa Bungo, telah menghidupi penduduk Desa Bungo sejak tanah ini dihuni manusia pertama kali.
-

Sebuah penggilingan padi atau selep di desa Bungo
-

Peternakan kerbau di tanah ampil.















Bantaran Kali Wulan yang luas itu cukup lumayan menambah pendapatan penduduk desa Bungo untuk pertanian dan peternakan.

Bedeng ojek Kusuma Karya
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar